5 Kasus Pernikahan Sejenis yang Pernah Terjadi di Jawa Tengah

Panggung Berita - Selama kurang lebih 15 tahun, di Jawa Tengah tercatat ada
sebanyak 5 kasus pernikahan sesama jenis. Pernikahan tersebut terjadi baik
laki-laki dengan laki-laki maupun perempuan dengan perempuan.
Kasus pernikahan sejenis pertama kali yang tercatat terjadi di Kabupaten Semarang pada tahun 2001. Saat itu seorang perempuan warga asal Kabupaten Semarang yang dinikahi oleh warga luar Jawa itu diketahui setelah beberapa saat menjalani rumah tangga.
Kemudian kasus lainnya terjadi di Kabupaten Boyolali tahun 2016, pernikahan sejenis ini dilakukan oleh Heniyati 25 tahun dan Suwarti 40 tahun. Heniyati yang merupakan warga Pengkol, Kecamatan Karang Gede, Boyolali. Suwarti alias Efendi Saputra warga asal Tanjung, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolalo adalah tersangka.
Suwarti sebagai pelaku mengubah jenis kelaminnya dari perempuan menjadi laki-laki. Pernikahan tersebut terbongkar setelah mereka menjalani kehidupan rumah tangga.
Kasus ini terbongkar karena kecurigaan Heniyati setiap
mengajak hubungan suami istri tapi pelaku selalu menolak. Setelah korban
(Heniyati) memeriksa dompet pelaku (Suwarti) ditemukan KTP atas nama Suwarti
berjenis kelamin perempuan.
Sedangkan kasus kedua di Boyolali terjadi antara laki-laki dengan laki-laki. Ketika akan diadakan pesta dirumah dengan alasan acara syukuran, warga melaporkan kasus tersebut.
Kasus yang lainnya juga terjadi di Kabupaten Wonosobo, pasangan Andi Budi Sutrisno alias Andini dan Didik Suseno. Pernikahan tersebut juga digagalkan, mereka kemudian diberikan pengertian oleh tokoh masyarakat kalau pernikahan sesama jenis tidak bisa dilaksanakan.
Yang terakhir terjadi di Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo. Kasus ini terbongkar ketika mendaftarkan pernikahan ke KUA antara Wilis Setyawati warga Desa Sidoleren, Gebang dengan Pratama warga asal Desa Binong, Kecamatan Curug, Kota Tangerang, Banten.
Karena petugas KUA Gebang curiga, Pratama yang mempunyai nama aseli Nova Aprida Avriani setelah diperiksa tim medis puskesmas setempat ternyata berjenis kelamin perempuan. Padahal rencana pernikahan mereka akan dilaksanakan hari ini dirumah mempelai wanita, Selasa (5/09/2017). Dalam pengakuannya, mereka sudah berpacaran selama 7 tahun lamanya.
Markamah sebagai ibu Wilis mengaku kalau ia sangat malu atas kejadian tersebut. tempat pesta pernikahan juga sudah disiapkan dirumah sejak beberapa hari lalu.
“Sangat kecewa dan malu kami sekeluarga,” ungkap Markamah di
rumahnya kepada tim Panggung Berita di Desa Sidoleren, Gebang.
Baca Juga:
>> Polusi Semakin Banyak Membuat Sulit Mendapatkan Rumah Sehat di Jakarta
>> Alasan Pasangan yang Baru Pacaran Langsung Nikah seperti Raisa dan Hamish