Cerita Kampung China di Kotatua Jakarta

Panggung Berita-Tentu saja anda rata-rata semua orang sudah mengenal kawasan
Kotatua, yang memiliki bangunan museum Fatahillah dan beberapa museum lainya yang
berada di sekitar kawasan tersebut, dan menurut sejarah pada masa kolonia
Belanda wilayah kotatua adalah kawasan Tambora, atau pintu kecil, dan hingga
pasar ikan.
Sudah lama sekali berdirinya kotatua ini, sejak saat pemerintahan Hindia Belanda memfungsikan seluruh kawasan kotatua sebagai pusat pemerintah, permukiman, dan juga perniagaan dan pastinya wilayahnya tidak hanya sekedar bangunan museum saja seperti saat ini.
Seluruh bekas bangunan perdagangan dan juga perniagaan yang berada di kawasan sekitar kotatua dapa saat ini dikelola oleh PT Perusahaan perdagangan Indonesia (PPI) dengan berdasarkan keputusan pemerintah yang sudah di tuangkan di dalam peraturan pemerintah Republik Idonesia no 22 tahun 2003.
PPI didirikan oleh tiga perusahaan niaga yaitu niaga (PT Tjipta Niaga (Persero), PT Dharma Niaga (Persero), dan PT Pantja Niaga (Persero).PPI inisendiri adalah sebuah perusahaan yang telah mengelolah ekspor,inpor, dan industry yang berada dibawah kendali BUMN.
Beberapa bangunan yang menjadi bekas kantor dagang dan juga perniagaan di masa kolonia yang digunakan sebagai perkantoran dikawasan kotatua, yang misalnya bangunan Bank Pacific, Toko Merah, dan bangunan Kerta Niaga yang baru saja selesai direnovasi pada tahun 2017. Dan sisah bangunan lainya yang tidak terpakai dibiarkan kosong.
Seluruh bangunan yang terpakai sebagai tempat tinggal yang sekarang menjadi milik individu, dan bangunan lainnya yang tidak diketahui siapa pemiliknya dijadikan sebagai tempat tinggal dan juga ruko, dan sebagianya lagi dibiarkan begitu saja tanpa ada yang merawat sehingga bangunan tersebut terlihat hamper runtuh.
Dan di daerah kawasan Kecamatan Tambora, yang tepatnya di Jalan Kopi, Jalan Tiang Bendera I-IV, dan Jalan Malaka 2 dan terdapat bangunan-bangunan rumah yang berderet bergaya China dengan ciri beratap yang sangat khas sekali.
Cirri-ciri bangunan tersebut adalah bentuk bangunan yang berukurannya sama dan terdiri atas dua bangunan atau lebih, adanya bagian bubungan pada atap ,nok,dan sopi-sopi yang berada pada atap nya.
Deretan rumah yang berada dikawasan Tambora adalah bangunan yang dibangun kembali setelah adanya pemberontakan pada tahun 1740 ,Dan dampak dari pemberontakan yang menghilangkan nyawa masyarakat peranakan dan menghancurkan permukiman Tionghoa yang pada saat ini masuk kedalam wilayah Tambora
Dan semua bangunan rumah yang bergaya china dikawasan daerah tambora dikondisikan kurang terawat, dan bahkan sampai ada banguna yang hamper runtuh
Baca Juga:
>>>Pelaku Kekerasan Seks terhadap Biarawati India Dihukum Seumur Hidup
>>>Polisi Memberi Perlindungan untuk Siswa SD yang Dibully Mirip Ahok