Inilah Fakta Ilmiah Dibalik Aroma Menyengat Durian Menurut Peneliti

Panggung Berita - Durian sangat identik dengan aromanya yang menyengat. Kemudian,
peneliti pun mencari tahu alasan dibakik munculnya bau tersebut dan dikaitkan
dengan genomnya.
Para ilmuan asal Singapura, Hong Kong dan Malaysia mengidentifikasi apa yang membuat durian bisa memunculkan aroma yang khas. Dengan melalui teknologi pengurutan (sequencing) yang canggih, periset di National Cancer Centre Singapore (NCCS) dan Duke-NUS Medical School, memetakan genom (keseluruhan informasi genetic) dari buah durian. Mereka memakai varietas yang populer, yakni Musang King.
Panggung Berita mengutip dari laman Next Shark (10/10/2017), mereka menemukan
bahwa buah durian mempunyai sekitar 46.000 gen. Ini adalah dua kali lebih
banyak dari gen manusia. Tidak mengherankan karena tanaman seringkali mempunyai
gen yang lebih kompleks daripada hewan.
Penemuan yang lebih menariknya lagi diketahui saat peneliti fokus terhadap methionine gamma lyase (MGL). Itu adalah sebuah enzim yang mengatur produksi senyawa sulfur volatil (VSC) yang mana memicu bau tidak sedap pada durian.
Mereka juga menemukan empat salinan MGL dalam genom buah durian. Sementara tanaman seperti kapas dan kakao hanya mempunyai satu. Peneliti juga mengamati kalau MGL hanya aktif ketika buahnya matang.
"Bau durian ini digambarkan sebagai campuran aroma sulfur seperti bau bawang
bombay dengan jejak buah manis dan bumbu sup gurih. Komponen kunci dari aroma
durian adalah senyawa sulfur volatil atau VSC, yang cirinya disebut sebagai
pembusukan, seperti halnya dengan telur busuk, bawang bombay, seperti sulfur dan bawang merah goreng," jelas
Bin Tean Teh selaku deputi direktur di NCCS dan penulis penelitian.
Menariknya lagi, dari penelitian yang diketahui durian sebenarnya saling terkait dengan kakao. Setelah menelusuri evolusinya pada 65 juta tahun yang lalu.
Mengetahui genom dari buah durian dianggap penting untuk konservasinya. Menurut The Straits Times (9/10/2017), ada setidaknya ada 30 spesies durian lainnya. 11 diantaranya bisa dimakan.
Patrick Tan dari Duke-NUS yang ikut dalam penelitian, berharap bisa melakukan penelitian yang lebih lanjut.
"Sayangnya pada beberapa spesies durian terancam punah. Kami berharap bisa bekerja sama dengan para ahli yang ada wilayah ini untuk menggolongkan genom spesies lain dari buah durian, untuk melindungi keragaman hayati serta meningkatkan wawasan mengenai tamanan yang sangat menarik ini," ujarnya seperti dilansir dari laman Nature (9/10/2017).
Adapula studi tentang durian yang dipublikasikan pada jurnal
Nature Genetics itu didanai sebesar S$500.000 (Rp 4,9 milyar) oleh seorang
pendonor anonim. Donatur itu mengaku kalau dirinya sebagai "pencinta
durian".
Baca Juga:
>> Kopi Liberica, Si Kopi Manis Tanpa Gula
>> Nasi Goreng Ternyata Bukan Hanya Milik Indonesia