Nelayan Asal Anambas Bisnis Ikan Bilis, Omzet Mencapai Rp 36 Juta/Bulan

Panggung Berita - Hawari, nelayan yang berasal dari Pulau Palmatak di
Kabupaten Kepulauan Anambas, dulunya ia hidup dengan mencari ikan napoleon. Saat
pemerintah melarang penangkapan ikan napoleon, kemudian Hawari terpaksa
menangkap ikan lain.
Tapi setelah itu, pria yang berusia 43 tahun ini justru memperoleh rezeki yang lebih besar dari ikan bilis. Ikan kecil yang hanya berukuran 3 cm itu ternyata bisa memberikan keuntungan besar untuk Hawari. Setelah beberapa tahun Hawari menekuni bisnis ikan bilis, sekarang Hawari bisa memperoleh omzet Rp 36 juta per bulannya.
"Awalnya saya usaha ikan napoleon, tapi karena pemerintah sudah melarang penangkapan ikan napoleon, sekarang ikan bilis dan ikan tamban. Omzet dibulan Juli kemarin Rp 36 juta," ucap Hawari saat dikunjungi Panggung Inspirasi di Pulau Palmatak, Senin (18/09/2017).
Tapi rezeki itu tentunya tidak datang dengan mudah. Setiap harinya Hawari harus berangkat menangkap ikan, saat matahari sudah terbenam dan air mulai pasang.
Di tengah laut, pertama, Hawari memancing perhatian
ikan-ikan bilis dengan menggunakan cahaya lampu. Saat ikan-ikan bilis sudah
berkumpul di dekat cahaya lampu yang dipasang Hawari, kemudian jaring dari
bagan milik Hawari langsung menangkap ikan-ikan bilis tersebut.
"Kalau lagi musim hujan, hasil tangkapannya pasti banyak. Tapi kalau sedang kemarau, lebih sedikit ikannya," katanya.
Begitu ditangkap, ikan bilis langsung direbus selama 5 menit dalam panci berisi air laut dan garam agar tidak rusak. Setelah selesai menangkap dan merebus ikan, Hawari berlayar kembali ke darat menjelang subuh.
Sejak pagi hari, ikan bilis dijemur di depan rumahnya. Jika matahari sedang bersinar terik, cukup 3 jam saja ikan bilis sudah kering. Tapi saat musim hujan, butuh waktu sehari lebih untuk menjemurnya.
Jika sudah kering, ikan bilis siap dikemas kemudian dijual.
Hawari menjual ikan bilis dalam kemasan 200 gram dengan harga yang sangat
terjangkau, yakni Rp 20.000.
Hawari telah memiliki kelompok usaha bersama dengan nelayan-nelayan yang lainnya. Melalui kelompok usaha yang dibina oleh Medco Energi, ikan bilis dalam kemasan ini bisa dijual langsung kepada pembeli tanpa melalui perantara.
"Pelanggan ada yang dari Kalimantan, dari Jakarta juga banyak. Ada juga wisatawan-wisatawan asing yang datang langsung ke sini, pesan ikan bilis kemasan dalam jumlah besar. Misalnya dari Malaysia," pungkasnya.
Baca Juga:
>> Menyulap Kamar Asrama Menjadi Restoran Sushi, Kok Bisa?
>> Faktor Penghambat Gaji yang Tidak Kunjung Naik